Ketika gue masukan kata Jawai di mesin pencari Google, yang muncul adalah berita atau informasi atlet basket. Ketika gue tambahkan kata Sambas, mesin pencari Google berhasil menemukan alamat
wikipedia dengan kata kunci "Jawai Sambas" yang berisikan:
"Jawai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sambas, provinsi Kalimantan Barat. Penduduknya bermata pencaharian petani, nelayan atau pedagang kelontong. Perkampungan ini agak terisolasi. Jika dari Pontianak jaraknya ±200 km, dan seseorang perlu naik angkot sebanyak dua kali ditambah naik kapal motor."Satu paragraf, ga kurang ga lebih, itu lah informasi yang muncul.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa Jawai adalah nama daerah. Jawai bukan Jawa. Jawai jauh berada di bawah Jawa jika dibandingkan
kepopulerannya. Begitu minim informasi yang mendeskripsikan tentang Jawai.
Berikut sekilas tentang Jawai, dari sudut pandang gue yang besar di sana dan sebagai wujud cinta gue.
Penduduk & Letak GeografisMayoritas penduduk Jawai adalah warga Melayu dan keturunan Tionghua, khususnya Khek atau yang dikenal juga sebagai Hakka. Saking banyaknya warga Tionghua, sampai-sampai tak sedikit warga Melayu yang bisa berbahasa Khek karna banyak warga Tionghua yang masih belum bisa berbahasa Indonesia.
Seperti yang tercantum di Wikipedia, kebanyakan masyarakat Jawai berprofesi sebagai petani, nelayan dan pedagang. Di sektor perdagangan, warga tionghua lebih dominan. Para petani banyak yang menanam kelapa dan jeruk. Pada tahun 90-an jeruk Jawai sempat menjadi komoditi yang menjanjikan, sampai munculnya KUD yang akhirnya menyebabkan tertekannya harga jeruk dan merugikan para petani.
Pemuda Jawai banyak juga yang memilih untuk mengadu nasib dan merantau ke kota besar. Ada yang memilih bekerja di pengelolaan kayu, terkenal dengan istilah PT, dan tak sedikit pula yang merintis usaha di Pontianak, Jakarta, Batam, Surabaya dan kota-kota lainnya. Salah satunya yah keluarga gue ini yang memilih pindah dan mengadu nasib di Jakarta. Hehe..
Secara geografis, Jawai mungkin bisa dikatakan terisolasi. Dari Pontianak menuju Jawai dibutuhkan waktu 5-6 jam. Gue juga pernah posting tentang perjalanan mudik gue di
"nyebrang" Berbagai jenis kendaraan dikerahkan untuk bisa mencapai Jawai.
Jika sudah sampai daerah Pemangkat, untuk sampai ke Jawai bisa ditempuh dengan dua cara. Menyebrang dengan
kapal motor (mungkin sebagian orang mengenalnya dengan
perahu kelotok) yang hanya khusus mengangkut penumpang dan motor. Atau bagi yang menggunakan mobil, bisa meneruskan perjalanan sampai daerah -lupa namanya! update later- menyebarang dengan kapal feri (masyarakat sana menyebutnya sebagai
pelampong, lalu perjalanan darat lagi sekitar 30 menit, lalu.. sampai lah di Jawai.
Untuk kepercayaan, yang dominan adalah Kong Hu Cu dan Islam. Kristen, Katholik, Budha dan Hindu masih sedikit. Banyaknya umat Kong Hu Cu di Jawai dan Kalimantan Barat pada umumya, sampai-sampai mempengaruhi harga tiket pesawat pada bulan tiga dan tujuh kalender Imlek, karna bertepatan dengan masa ziarah atau yang sering disebut sembahyang kubur atau
ka ci dalam bahasa
khek.
KulinerMakanan khas. Topik favorit gue! Hal yang paling tidak boleh ketinggalan ketika ke Jawai adalah wisata kuliner-nya. Bagi mereka yang merantau, khususnya warga
Khek, ketika pulang Jawai yang dicari adalah bakmi,
Jam Mian dalam bahasa
Khek. Makanan berbahan dasar mie ini diolah secara tradisonal tanpa menggunakan bahan pengawet. Dengan tambahan potongan bakso ikan, dan
fung cu nyuk atau babi merah.
Apa seh yang ga ada di Jakarta? Begitu juga dengan
Jam Mian ini, untuk mencicipi, datang aja ke daerah Jembatan Lima, tepatnya di Kerendang. Banyak banget makanan
chinese food Jawai atau daerah Kalimantan Barat lainnya. Yang berjualan adalah para perantau yang mencoba mengadu nasib. Tapi, kalo buat gue, merasakan langsung di Jawai merupakan suatu yang beda.
Oh yah, makanan yang gue bahas lebih lanjut adalah versi makanan kesukaan gue. Jadi, review-nya agak subjektif neh. Hehe..
Es campur. Tiap kali pulang, jajanan yang satu ini ga akan ketinggalan. Buat sebagian orang mungkin biasa aja. Tapi buat gue yang pecinta es serut, es campur itu spesial. Isinya sederhana aja, agar-agar, cincau, kacang merah, cendol dan ditutup dengan siraman susu kental manis. Yummy..
Bubur. Makanan yang dijajakan pada pagi atau sore hari ini, nyam nyam nyam.. Bubur yang sangat halus dan gurih. Gue belum pernah nanya detail sama yang jualan, tapi dari hasil cicip mencicip gue, bubur ini dimasak dengan iga babi di atas api yang kecil agar bisa menghasilkan tekstur yang halus. Ketika akan disajikan, diberi minyak bawang goreng dan daun bawang plus teri goreng -
kung eng ci. Tambahkan sambel atau merica bagi yang suka pedas! Uhh.. jadi ngeces neh.. Ckckck
Lo Chu Pan. Jenis makanan berbahan dasar tepung beras. Bentuknya mirip cendol tapi sedikit lebih pendek dan gemuk dengan warna putih. Bahan dasar ini dimasak kuah dengan tambahan sayur, bakso dan iga. Disajikan dengan tambahan minyak bawang goreng,
kung eng ci dan daun bawang atau seledri. Sesuai selera aja ^^
Sop. Beda sama pengertian sop yang isinya adalah potongan wortel, kentang, kacang polong atau daging. Sop Jawai isinya bihun dan sayuran. Tak lupa ketika akan disantap, tambahan bumbu penutup, minyak bawang goreng,
kung eng ci dan daun bawang atau seledri.
Sementara ini dulu deh. Kayanya udah cukup panjang :P
-Ling-