Perjalanan ke Ujung Genteng ternyata lebih panjang dari yang gue perkirakan. Berangkat dari jam 4 pagi, sampe di tujuan sekitar jam 2 siang. Eh, dipotong sekitar 1,5 jam untuk sarapan dan acara tambahan, menunggu. Jadi, berapa jam tuh perjalanan gue? Huehehe..
Ketika sampe di pinggir pantai, kami sempat "mampir" di kampung Nelayan menunggu jemputan untuk menuju penginapan. Di sana tampak perahu-perahu nelayan terparkir di pinggir pantai. Gue hanya sempat moto dari dalam mobil, soale tubuh masih menyesuaikan diri dengan serangan sinar matahari yang menyengat serta udara yang panas.
Begitu sampe di penginapan, langsung turun-turunin barang, cari sun block! Hahaha.. Setelah sesi pilih-pilih kamar, perut sudah sulit diajak kompromi. Sarapan ketupat Padang di pasar Cibadak udah ga memberikan efek kenyang sama sekali. Satu-satunya solusi tercepat adalah mampir ke warung di sebelah penginapan dan makan seadanya. Opsi: Ayam goreng, tahu, tempe dan cah kangkung.
Lantunan potongan lagu "kenyang perut enak tidur" rasanya menggoda banget untuk dijadikan aktivitas selanjutnya. Apalagi dilakukan dengan kondisi semalaman ga tidur, abis menempuh perjalanan panjang yang mana jalannya sangat amat hebat! Kelokannya bagaikan rangkaian huruf "S" yang saling bergandengan tangan, sambung-menyambung menjadi satu.
Namun, karna satu dan lain hal, hal tersebut ga gue lakukan. Gue lebih memilih untuk ngobrol-ngobrol di kamar sambil nunggu matahari melunak. Ga sabar rasanya pengen main ke pantai di dekat penginapan.
Sekitar jam 4 atau 5, baru deh kita jalan ke pantai Cibuaya yang terletak tak jauh dari tempat menginap. Awalnya seh cuma foto-foto trus basah-basahin kaki. Lama-lama, godaan semakin besar untuk nyemplungin diri! Dan, ga butuh waktu lama, satu persatu membaurkan diri dengan pantai. Bahkan yang semula khawatir dengan barang bawaan pun akhirnya ikut nyebur juga. Hehe..
Kami yang bermain dan foto-foto di pinggir sampai matahari terbenam di pantai Cibuaya tak terlalu merasakan terpaan ombak. Ombak-ombak indah yang terlihat oleh mata tidak mendekati kami. Hanya deburan ringan yang terasa. Oh yah, sesi foto-foto sore itu dilakukan secara ganti-gantian, secara pada nyebur ke laut semua :P
Baru pada malam harinya misteri si ombak terpecahkan oleh kami para peserta kalong. Merasa belum puas menikmati pantai di sore hari, malam itu kami kembali mendatangi pantai Cibuaya. Pada saat itu lah kami mendapati bahwa rasanya ada hampir seratus meter hamparan karang yang menjorok ke arah laut. Tak heran jika ombak tak bisa mendekati pantai, kalah oleh si karang dia!
Menyisir pantai di malam hari ada daya tariknya sendiri. Kami bertingkah bagaikan peniliti biota laut. Mengamati berbagai binatang laut yang tertinggal di pantai ketika air surut. Berikut beberapa foto yang berhasil terjepret.
Kalo-kalo ada yang nanya, begini lah cara moto di malam hari menggunakan kamera ponsel yang serba standar. Salah satu dari kami menjadi lighting-man yang menyoroti objek tertentu menggunakan senter, trus yang lainnya moto deh.
Bosan menjadi peniliti, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini hanya menikmati pantai malam dan mengamati sekeliling. Ehm, ada juga seh sambil sesekali berusaha mengabadikan kehadiran kami di sana dengan menggunakan kamera ponsel, meski sulit. Karna gue yang moto, jadinya gue ga ada dalam foto-foto berikut..
Selain kami, pengunjung pantai Cibuaya di malam hari cukup ramai. Ada yang memancing, mencoba menyalakan api, menelusuri pantai, dan ada juga yang berkemah.
Niat untuk terus berjalan kami urungkan mengingat besok pagi akan berangkat ke curug. Putar balik pun dilakukan. Saatnya berpisah dengan suasana malam pantai Cibuaya yang diterangi oleh sinar bulan malam cap go meh.
-Ling-
2 comments
asik banget jalan2nya !
lanjut donk reportnya... ^^
huehehe.. coming soon! promise.. ^_^
Post a Comment