Setelah dari sana, jalanan lumayan lancar sampe waktu akan keluar tol Bakrie. Menurut gue, itu adalah macet terparah! 8 km menuju pintu tol udah ga gerak. Dan jarak 8 km itu menghabiskan 2 jam lebih. Beberapa kilometer setelahnya pun menghabiskan waktu yang tidak sedikit.
Melakukan perjalanan darat bertepatan dengan arus mudik memang membutuhkan kesabaran ekstra serta persiapan fisik lebih. Terlebih jika melakukan perjalanan bersama orangtua, dibutuhkan kesabaran lebih lagi untuk menghadapi celoteh penghilang bosan mereka.. hehehe..
24 jam dijalanan memberikan pengalaman yang tidak sedikit. Dari liat sunrise, liat sunset, nahan pipis, nyerempet, diserempet, jalan kaki ditengah kemacetan sampai ngelewatin jalanan berbukit penuh kabut yang bikin semua orang nahan napas dan hening.
Ngomong soal jalan berkabut, kemaren itu sampai bisa melewati jalan yang cukup bikin jantungan ini karena pasukan yang berangkat ini semua ga ada yang bener-bener tau jalan, jadi kita mengandalkan peta mudik dari BCA, GPS dan juga Google Map. Sepanjang perjalanan beberapa kali terjadi perbedaan jalur yang ditunjukan oleh kedua tekhnologi tersebut. Dan dari pengalaman sebelumnya yang lebih tepat adalah petunjuk dari Google Map.
Dan, ketika sampai daerah, gue lupa namanya, Google Map menganjurkan untuk lewat jalur yang berbeda dengan si GPS. Begitu dicocokin ke peta, terlihat jalur dari Google Map lebih pendek. Jadi diputuskan untuk mengikuti arahan Google Map. Ternyata, baru belok beberapa meter dari jalan utama udah harus nanjak. Udah gitu, kabutnya tebal bener. Jarak pandang tipis abis. Sampe sempat harus berhenti untuk ngamatin jalan yang keliatan kaya berbelok, padahal lurus terus. Karna turunan gitu jadi jalanan yang di depan ga gitu keliatan. Sempat gue bilang ke Si Kamu untuk putar balik, tapi katanya udah terlanjur belok dan juga lebar jalanannya juga ga memungkinkan.
Selama melintasi jalan itu seisi mobil hening semua. Kalo dipikir lagi, suasananya memang cukup bikin buku kuduk berdiri. Melewati jalanan berbukit dan berkabut tebal yang sepi di malam hari, ga lagi deh. Sempat seh ketemu mobil polisi lewat. Sepertinya lagi patroli ramean gitu, 1 motor dan kemudian diikuti 2 mobil dibelakangnya. Setelah itu, sepanjang jalan sampe nembus ke Sampiuh udah ga nemu mobil yang lainnya lagi.
Motongnya seh lumayan jauh. Mobil gue yang tadinya tertinggal cukup jauh dari mobil satu lagi, jadinya cuma berjarak beberapa meter saja. Tapi kalo harus melewati jalanan yang sama itu sekali lagi, rasanya milih muter aja deh. Abis, ga bisa menentukan kapan karma baik atau karma buruk akan berbuah.. _/\_
Berikut beberapa foto yang sempat dijepret selama perjalanan Jakarta-Kebumen.
-Barisan Muda, minus si Kamu; Atraksi Siang "Ngamen"-
-Jeprat-jepret sekeliling-
Berbagai kejadian yang mengiringi perjalanan berjarak 400an km dengan waktu tempuh 24 jam tersebut menjadi catatan dan memori tersendiri dalam acara libur bersama keluarga kali ini. Siap-siap ngetik untuk bagian 2! :D
-Ling-
0 comments
Post a Comment