Di postingan sebelumnya, Sangjit: Persiapan, diceritakan tentang isi nampan. Rupanya, selain isi nampan, tata cara dan aturan untuk pasukan pembawa dan penerima nampan juga tak sama. Aturan dari pihak Kamu, pasukan yang datang tak dibatasi, tapi yang boleh membawa nampan hanya kaum perempuan yang udah menikah. Kalo di keluarga gue ga ada ketentuan seperti itu. Siapa saja boleh membawa atau pun menerima nampan di acara Sangjit.
Jadinya waktu Sangjit kemaren, yang menyerahkan para ibu-ibu, dan diterima oleh "siapa saja" dari pihak gue. "Siapa saja"-nya didominasi oleh kaum muda, biar mendapat angpao enteng jodoh katanya *tiap pembawa dan penerima nampan mendapat angpao Asimilasi kebudayaan kecil-kecilan deh :P
Nampan yang diterima dibuka dan dikeluarkan sebagian isinya. Buah-buahan dan kue disajikan untuk dinikmati bersama. Pita bola dipasangkan ke pintu utama. Isi lainnya, selain yang sudah ada jatahnya, seperti kalengan, lilin, teh, permen, diambil setengah lalu setengahnya lagi dibiarkan tetap di dalam nampan untuk nanti dikembalikan ketika mau pulang.
Si calon penganten lelaki yang datang pada hari Sangjit tidak boleh langsung masuk ke dalam rumah perempuan. Setelah pihak perempuan menerima dan menyepakati maksud dan tujuan kedatangan yang disampaikan oleh juru bicara, baru deh boleh masuk dan dipertemukan dengan si calon penganten perempuan.
Oh yah, bersyukur banget di acara Sangjit kemaren ini gue sempat nyeletuk dan mengundang sepupu untuk datang. Jadinya dapat bala bantuan untuk mempersiapkan acara makan siang, meski merasa ga enak juga karena jadinya ngerepotin hehehe.. Satu kata, Terimakasih!
Katanya, untuk acara Sangjit, sebaiknya di mulai pada pagi hari dan selesai sebelum jam 12 siang. Biar pulangnya ga kena macet kali yah.. :P
-Ling-
0 comments
Post a Comment