"Kalo lagi pacaran ga boleh ke Kebun Raya Bogor, nanti bisa putus", kata si Kamu. Jadilah ga pernah mampir melihat keindahan alam yang satu ini meski udah berkali-kali ke Bogor.
Kebetulan di hari Valentine yang lalu karena satu dan lain hal gue ke Bogor dan ga ada rencana mau belanja, jadilah mampir ke Kebun Raya Bogor. Kebiasaan banget kalo lagi ga perlu kita akan lalu-lalang berkali-kali dan begitu mencari, kudu mutar-mutar dulu. Setelah berputar cukup lama, akhirnya kami temukan juga pintu masuknya.
Perorang dikenakan Rp. 9.500,- dan mobil Rp. 15.500,-. Sepertinya harga tiket masuk hari kerja berbeda dengan akhir pekan. Di tiket tertera "Tiket Masuk Hari Kerja", kalo perginya hari Sabtu atau Minggu, mungkin akan tertera "Tiket Masuk Akhir Pekan" ^^
Pemandangan sekililing cukup rindang. Jika berada di dalam, tak menyangka sedang berada di tengah kota Bogor. Yah, meski pada beberapa bagian kita masih bisa melihat bayangan kendaraan yang melintas dibalik tanaman.
Suasana hari itu bisa terbilang sepi. Hanya ada sekitar 10 - 15 kelompok pengunjung yang berpapasan dengan kami. Ada yang datang bersama keluarga, teman dan juga pasangan (dari usia, sepertinya pacar dan bukan suami-isteri
*kepoh mode on). Selain wisatawan domestik, tampak juga warga asing yang didampingi oleh
tour guide.
Untuk berkeliling, selain jalan kaki, kendaraan diijinkan masuk. Kami masuk dengan kendaraan dan berhenti dipinggir jika ada yang menarik perhatian kami. Pertama kali berhenti tak jauh dari pintu masuk. Kami tertarik melihat daun teratai yang besar ditengah danau.
Tak lama kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di suatu tempat. Bingung menjelaskan, langsung liat foto aja yah.. ^^ Jalan setapak beratap tanaman merambat.
Di sekitar situ ada bunga yang cukup familiar. Tapi, apa yah namanya?
Selanjutnya kami kembali berhenti di depan bangunan yang sepertinya untuk penelitian. Kami mampir ke bangunan sebelahnya, numpang toilet :P
Disekeliling rumah tempat kami masuk
*ga ada foto, ada tanaman yang belum pernah kami lihat. Bentuknya cukup unik.
Ada juga yang sering dilihat dan dijadikan mainan waktu masih kecil dulu. Hemm.. jangan tanya apa namanya yah :P
Perjalanan selanjutnya, mencari Jembatan Merah legendaris yang katanya pasangan lewat sana bisa putus. Di sini cukup banyak pengunjung yang berkumpul dan foto-foto. Gue ga turun karena gerimis lumayan besar. Ga mau ambil resiko masuk angin, jadi cuma nunggu di mobil. Jadi, ga ada foto yang bisa diupload.
Dari jembatan merah, kami berniat melihat bunga Rafflesia alias bunga Bangkai yang ternama. Sayang bunga yang mekar tiap 3-4 tahun itu udah layu. Kami terlambat 10an hari. Jadinya hanya bisa mendapatkan foto berikut ini.
Ternyata lumayan juga lho meski cuma melihat layuan bunga. Karena kalo lagi ga berbunga, kita hanya akan menemukan dataran tanah atau batang pohon saja. Menurut salah satu petugas, tanaman yang satu ini cukup unik, ada siklusnya gitu. Bunga - umbi/tanah - pohon - umbi/tanah - bunga. Atau kadang bisa juga, bunga - umbi/tanah - pohon - umbi/tanah - pohon - umbi/tanah - bunga.
Pengunjung tidak diperkenankan berada terlalu dekat dengan si Bunga. Ada pembatas pagar sekitar 3-4 meter. Di pagar disediakan papan informasi mengenai si Bunga langka.
Ada sembilan bunga yang dibudidayakan di Kebun Raya Bogor, jadi kalo mau melihat ga harus menunggu sampai 3-4 tahun. Lupa pastinya, yang pasti sembilan bunga tersebut tidak mekar pada saat yang bersamaan.
Hal menarik lainnya adalah jalan setapak menuju si Bunga. Batu-batu disusun sedemikian rupa jadi berbentuk deretan bunga. Dan, ternyata batu bunga ini tidak hanya di satu tempat. Salut juga sama pengelola yang memperhatikan sampai sedetail ini.
Perjalanan dilanjutkan tanpa tujuan. Lalu kami berhenti di kaktus area. Sepertinya kawasan ini di namakan Taman Mexico. Ada beragam jenis kaktus disepanjang jalan yang kami lewati. Berikut beberapa yang sempat terfoto.
Ada kaktus yang berbunga juga lho..
Tak jauh dari area kaktus, ada satu pohon besar yang cukup menarik buahnya kurus-panjang gitu.
Sebelumnya ga ikut liat Jembatan Merah, eh ketemu jembatan merah versi kecil ^^ Kalo berdiri di jembatan merah ini bisa melihat jalan raya.
Dari area kaktus, kamu berhenti ketika melihat pohon melengkung ini. Sepertinya bagus untuk foto-foto hehehehe...
Sebelum berhenti untuk foto, di dalam mobil sudah membicarakan mengenai pasangan muda yang sedang berpelukan di jalan yang kami lewati. Maklum, perginya bersama para ibu-ibu yang notabene bawel. Apalagi yang berhubungan dengan kemeraan ditempat umum. Waktu mau meninggalkan lokasi, eh, dapat angle bagus! Jadi lah kepoh babak dua.. hihihihihi
Hari semakin sore. Kami bermaksud mengunjungi Rumah Anggrek, namun gagal. Berkali-kali mutar tapi ga ketemu. Dalam perjalanan menuju Rumah Anggrek malah melihat pohonn unik yang berwarna merah keemasan ini. Dari akar sampai ujung pohon semuanya sama. Pohon ini sangat tinggi. Sampai-sampai tidak bisa mendapatkannya dalam 1x jepretan.
Sampai akhir kami masih tak menemukan si Rumah Anggrek. Bangunan terakhir yang kami tuju ternyata adalah Restoran & Cafe. Tempat mempunyai pemandangan indah. Tanah lapang penuh rumput hijau menjadi halamannya.
Diujungnya terdapat kolam yang dihiasi teratai. Lebih besar dari yang kami liat ketika baru masuk.
Ini adalah perhentian terakhir kami. Katanya Kebun Raya Bogor tutup jam 5 sore. Kami pun mencari jalan keluar. Dan, ketika kami keluar, malah melihat ada kendaraan yang masuk tanpa harus membeli tiket. Sepertinya tempat kami keluar menjadi pintu masuk bagi yang mau mengunjungi Restoran & Cafe tadi. Sepertinya, ga tau juga..
-Ling-