Anak ibu cacingan?
Anak saya iya!
Hua... Kaget bercampur shock dengan kenyataan melihat anak menggaruk pantat dengan muka meringis kesakitan sambil berucap "mama sakit, aduh sakit!".
Baru kemudian terpikir untuk memberinya obat cacing sirup dengan inisial merk C. Tak lupa yang tablet untuk semua penghuni dewasa di rumah. Katanya seh kalo mau mengobati cacingan anak para orang tua harus ikut minum juga.
Dari sini belajar istilah dosis tunggal. Jadi tidak seperti obat dari dokter atau obat sakit lainnya yang tertera 3x sehari atau 2x sehari, obat cacing hanya di minum 1x saja. Obat yang tablet atau kaplet, beli selempeng isi dua langsung dihabiskan sekali minum. Selesai.
Obat sirup sedikit lebih membingungkan buat awam macam saya. Meski ada keterangan dosis tunggal, buat yang belum pernah tetap saja masih bertanya-tanya. Karena sekali beli itu bukan satu takaran. Jadi jumlah yang akan diminum disesuaikan dengan umur dan berat badan anak. Sisanya disimpan.
Malam minum keesokan harinya masih mengeluh sakit. Berlanjut sampai keesokannya lagi. Meski frekuensi mengeluh sudah berkurang, tetap masih meragu. Efektifkah caranya? Tepatkah obatnya? Yah, pertanyaan emak lebay aka paranoid lah. Dengan sedikit sisa nalar, gue sendiri yang berlagak lupa telah mengajak si Bapake untuk membawa si Anake ke dokter. Berusaha menenangkan kepanikan dan desakan ke dokter yang tak perlu. *lumayan mahal euy..
Pada hari keempat, keluhan sudah tinggal sekali dua kali saja. Si Cacing yang menetap dalam perutnya sepertinya sudah keluar semua. Tinggal sisa bekas iritasi yang memerah di sekitar du*u* aja neh yang masi PR. Semoga bisa bertahan untuk tidak nyari dokter karena iritasi di daerah D aja neh. Ckckck
Baca-baca di artikel hasil nanya di Om Google, ada yang menuliskan, untuk membasmi cacing kremi ada baiknya untuk 1x mengulang minum obat setelah dua minggu. Alasannya karena telur cacing yang belum berhasil di basmi akan menetas menjadi cacing dalam waktu dua minggu. Jadi dosis tambahan ini untuk membasmi cacing-cacing yang baru menetas. Hemm.. Rupanya perjalanan dengan Cacing belum usai. Ada babak baru yang masih harus dimainkan. Semoga semua berjalan lancar dan bisa benar-benar tutup buku untuk urusan Cacing.
Jika ditanya awalnya bagaimana dan gejala apa yang tampak, cuma bisa menyebutkan beberapa poin berikut.
Sering memasukan tangan ke dalam mulut. Di sini logika sedikit muter-muter. Salah satu penyebab terjadinya cacingan karena cacing ikut terbawa masuk lewat mulut. Dan setelah cacingan, muncul keinginan lebih besar untuk memasukan jari ke dalam mulut. Entah apa kaitan cacingan dan keinginan memasukan jari ke mulut.
Mengeluh sakit di daerah pantat. Ini mungkin bisa sakit karena iritasi larena tergaruk. Atau bisa juga sebenarnya rasa gatal yang timbul karena cacing sedang jalan-jalan keluar dari usus ke du*u*.
Tidur malam gelisah dan sering terbangun. Karena jam jalan-jalan sinCacing adalah malam, jadilah tidur tak nyenyak dan sering terbangun.
Dari artikel yang saya baca, ada poin nafsu makan menurun. Tapi karena sudah sejak lama nafsu makan si Anake sering naik turun, jadi poin ini luput dari perhatian.
Pembelajaran dari kasus kali ini adalah harus jeli melihat gejala. Apa yang disebutkan di atas memang seringkali dialami oleh Anak, tapi jika gejala di atas muncul pada saat bersamaan, maka perlu diwaspadai serangan Cacing kemungkinan sedang terjadi. Dan... Ternyata oh ternyata ada baiknya minum obat Cacing tiap enam bulan atau satu tahun. Hemm...
-Ling-